Jumat, 09 Oktober 2015

Cerita Pendek Battle Yogyakarta: World War 3

    BATTLE YOGYAKARTA: WAR WORLD 3
BY: ADERIFQI DIAN MAULANA

                  Bagi yang malas membaca bisa mendownload 
                                                 DISINI

Pada tanggal 19 Oktober 2015 Pukul 11.00 WIB, Pasukan Asing telah mengambil alih seluruh sektor barat dan selatan Indonesia, tetapi itu tidak akan berakhir hingga Korem 072 Pamungkas  tiba untuk menahan pasukan asing tersebut dibagian selatan Kota Yogyakarta. 24 JAM SEBELUM PENYERANGAN, Pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 06.33 WIB Sersan 1 Bagas Ramadhan dan prajurit lainnya sedang berolahraga bersama di Alun-alun utara, setelah selesai Sersan Bagas langsung membeli minuman. Setelah membeli minuman, Sersan Bagas mulai mengganti pakaiannya dan langsung menuju Pangkalan Korem 072 Pamungkas di Ngupasan. Lalu pada pukul 12.14 WIB Sersan Bagas dan kawan-kawan lainnya menuju Masjid dan melaksanakan sholat dhuhur. Pada jam istirahat Sersan Medic Muhammad Husain sedang mengobrol lewat Video Call dengan ibunya yang berada di Nusa Tenggara Timur sedangkan Kopral Alif Muhammad dan Prajurit Nasran Maulana sedang membuat makan siang. Pada waktu Ashar atau waktu Sore hari, seluruh prajurit tidak memiliki kegiatan apapun dan merekapun akhirnya bebas melakukan aktivitas tertentu, ada yang pulang ke rumah, berjalan dengan pasangannya dan juga ada yang sedang berolahraga. Pada malam hari pukul 18.34 WIB penjaga pantai melihat sebuah kapal tempura atau Destroyer  dan kapal induk atau MotherShip Negara asing berhenti didepan Pantai Parangtritis. Setelah dihubungi oleh penjaga pantai, kapal tersebut berizin untuk bermalam atau beristirahat di depan Pantai, tetapi ada seorang penjaga pantai yang curiga karena ada kapal tempura atau Destroyer yang menyerupai dengan KRI Bung Tomo. Keesokan harinya pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 07.13 Letnan 2 Satria Wicaksono terbangun untuk menuju Pangkalan Korem 072 Pamugkas yang berada di Ngupasan, setelah ia mandi dan mengganti pakaiannya, ia langsung berpamitan dengan bayi yang berada dikandungan istrinya berusia 7 bulan dan dengan istrinya. Setibanya Letnan Satria tiba di Pangkalan, dia diberitahu oleh piket yang sedang berjaga bahwa ada Destroyer dan MotherShip Negara asing yang sedang beristirahat di daerah Pantai Parangtritis. Lalu pada pukul 11.00 WIB tiba-tiba saja salah satu Destroyer menembakkan meriamnya ke kapal nelayan yang baru saja pulang dari menangkap ikan, lalu seluruh Pangkalan menerima berita tersebeut dan langsung bersiap-siap. Regu Pertama yang beranggotakan 8 orang, antara lain Letnan 2 Satria Wicaksono, Sersan 1 Bagas Ramadhan, Sersan Medic Muhammad Husain, Kopral Alif Muhammad, Kopral Firdaus Asnan, Prajurit Nur Angga, Prajurit Steve Wiliyant, Prajurit Nasran Maulana bersiap-siap untuk menuju Pos Pusat yang didirikan di sebelah selatan DIY. Setelah mereka tiba di Pos Pusat mereka diberi perintah dari Mayor Sugeng Santoso untuk mengintai kapal perang musuh dan mereka diberi kode nama Black-Bird-4-0-4 untuk berkomunikasi lalu mereka diperintahkan untuk kembali lagi dalam 5 Jam karena SU-30MK/MK2 dan F-16 Block 15 OCU akan memusnahkan Kapal musuh tersebut, dan akhirnya Regu Pertama berangkat menuju Pantai Parangtritis. Pada saat perjalanan menuju Pantai Parangtritis mereka asyik bercanda dan tiba-tiba pasukan musuh ada yang mendengar canda tawa mereka dan langsung menembaki Regu Pertama, mereka terus kontak senjata dan akhirnya pasukan musuh telah dikalahkan. Setelah pasukan musuh dikalahkan mereka mengecek seragam mereka dan ternyata di seragam pasukan tersebut ada lambing Negara Rusia, kini mereka tahu dengan siapa mereka bertempur. Pada saat di tengah perjalanan tiba-tiba dia bertemu warga sipil yaitu sebuah satu keluarga antara lain Alim (Ayah), Lia (Ibu), Agus (Anak Pertama), Siti (Anak Kedua) merekapun langsung membawa warga sipil tersebut untuk ikut bersama mereka menuju Pantai Parangtritis lalu menuju tempat yang aman. Pada saat mereka sampai di Pantai Parangtritis, mereka melihat ada penjagaan yang begitu ketat dengan banyak prajurit sehingga mereka tidak bias kemana-mana. Laulu Kopral Alif meminta bantuan udara kepada Pangkalan Udara Adisutjipto agar menerbangkan F-16 mereka untuk memusnahkan pasukan musuh yang berada di Pantai Parangtritis. Pada saat F-16 hampir sampai di Pantai Parangtritis tiba-tiba ada sebuah Drone Tempur yang menembaki pesawat F-16 tersebut, Pada saat F-16 tersebut jatuh di pesisir pantai, Pasukan Rusia langsung terkejut dan langsung menuju pesisir pantai dan Letnan Satria mempunyai ide dalam pikirannya untuk menghabisi sendiri Pasukan Rusia tersebut dari belakang, Pada kontak senjata tersebut Prajurit Steve dan Prajurit Nasran tertembak pada bagian Dada dan Kepala, disitulah dalam beberapa menit mereka berdua dinyatakan meninggal oleh Sersan Medic Husain. Pada saat mereka memeriksa daerah sekitar pantai, mereka menemukan sebuah peta strategi pertempuran, Pasukan Rusia memiliki 5 Kapal Induk, 29 Destroyer, 30 Drones, 10 Kapal Selam dan 75 Pesawat Tempur dengan awak, Merekapun langsung mengirimnya kepada Pusat dan Pusat tidak menjawab, Lalu Lia seorang warga sipil berpikir bahwa Pos tersebut telah dimusnahkan atau dievakuasi terlebih dahulu tetapi Letnan Satria menanggapi bahwa mereka tidak akan meninggalkan kita sampai pukul 16.00 dan mereka pun istirahat sejenak di pantai dan berencana pulang pada pukul 15.00 WIB. Pada pukul 15.00 WIB mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan pulang, lalu 1 Jam Kemudian mereka tiba di Pos Pusat yang didirikan di selatan DIY, tiba-tiba mereka terkejut bahwa seluruh Pasukan Indonesia telah gugur. Akhirnya mereka beristirahat di Pos tersebut dan mencari peta pos yang didirikan di seluruh sektor DIY, setelah mereka menemukan 1 peta mereka tidak menemukan satupun pos yang masih berdiri di daerah DIY, tetapi mereka menemukan satu pos yang didirikan di Lanud Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah. Mereka berangkat menuju Pangkalan Udara Adisutjipto untuk mencari sebuah Pesawat, di Lanud Adisutjipto pun para prajurit disana semuanya telah gugur dan akhirnya mereka menemukan Mi-35 untuk mengevakuasi warga sipil dan akhirnya Kopral Alif, Sersan Medic Husain, Kopral Asnan dan Prajurit Angga diperitahkan oleh Letnan Satria untuk mengevakuasi warga sipil menuju LAnud Adisumarmo, dan pada saat mereka sudah pergi akhirnya Letnan Satria dan Sersan Bagas mencari Pesawat Tempur yang masih beroperasi, akhirnya mereka menemukan 2 Unit F-16 Block 15 dan mereka langsung menaikinya, sebelumya mereka berdua punya pengalaman menerbangkan Hawk MK-53. Rencana mereka adalah memusnahkan terlebih dahulu Kapal Induk mereka karena didalam Kapal Induk tersebut ada Pusat Kontrol Drones dan terdapat Pesawat Tempur dengan awak, Letnan Satria akan menembakkan Rudalnya pada Kapal Induk tersebut sedangkan Sersan Bagas akan melindunginya dari serangan Drones maupun Destroyers. Pada saat mereka tiba di Pesisir Pantai Parangtritis mereka saling melindungi dan menghadapi banya sekali halangan, dan pada saat Kapal Induk pertama terlihat Letnan Satria menembakkan Rudal pertamanya pada Kapal Induk tersebut, walaupun mereka mempunyai CIWS (Anti Rudal pada Kapal Tempur) tetapi Rudal milik Letnan Satria mengenai sasaran, Pada saat mereka mencari Kapal Induk kedua ada 1 Destroyer yang menembak mereka dengan CIWS dan Sersan Bagas pun dapat mengatasinya, pada saat Kapal Induk kedua dan ketiga terlihat Letnan Satria langsung menembakkan 2 Rudal pada kedua Kapal tersebut, pada saat Letnan Satria menembakkan Rudal ketiga miliknya Letnan Satria tertembak pada bagian ekor dan hanya kerusakan ringan, lalu Sersan Bagas menggantikan posisi Letnan Satria. Pada saat Sersan Bagas melihat Kapal induk keempat dan kelima saling berdekatan Sersan Bagas langsung menembakkan Rudal terbesarnya, pada saat Rudal tersebut menghantam kedua Kapal Induk tersebut tiba-tiba Armada TNI-AL dan Armada AL Australia dating untuk membantu, lalu mereka menerima perintah dari Kapten kapal KRI Diponegoro untuk mundur menuju Lanud terdekat dan akhirnya mereka mundur menuju Lanud Adisumarmo, pada saat mereka baru tiba di Lanud Adisumarmo mereka disambut oleh prajurit lain dari pleton yang berbeda dan Mayor sugeng Santoso lalu Letnan Satria bertanya “ Bukankah anda sudah gugur di Pos sebelah selatan DIY Mayor?” Lalu sang Mayor menjawab “ Tidak, saya belum gugur, saya langsung dievakuasi menuju Lanud Adisumarmo setelah memberi perintah kepada kalian, dan kerja bagus kawan terus pertahankan!” Dengan tersenyum di depan Letnan Satria dan Sersan Bagas sang Mayor memberikan Bintang Emas kepada mereka berdua dan mengucapkan selamat dan Sersan Bagas langsung menyerahkan Peta Strategi Pertempuran milih Rusia kepa sang Mayor, lalu mereka bertemu dengan Kopral Alif, Sersan Medic Husain, Kopral Asnan dan Prajurit Angga,Lalu mereka langsung berangkat menuju DIY dengan menaiki Helikopter. Pada saat Regu lain sedang basa-basi dengan Regu lainnya, Regu Pertama hanya mengucapkan 1 kalimat saja, Dengan sangat bersemangat Letnan Satria mengucapkan “Disini Black-Bird-4-0-4 Mari Rebut Kembali Daerah Istimewa Yogyakarta karena Yogyakarta harga mati, MERDEKA!!!” Lalu Regu lain juga menjawab dengan sangat bersemangat “MERDEKA!!!”

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar