BATTLE YOGYAKARTA: WAR WORLD 3
BY: ADERIFQI DIAN MAULANA
Pada tanggal 19 Oktober 2015 Pukul 11.00 WIB, Pasukan Asing
telah mengambil alih seluruh sektor barat dan selatan Indonesia, tetapi itu
tidak akan berakhir hingga Korem 072 Pamungkas
tiba untuk menahan pasukan asing tersebut dibagian selatan Kota
Yogyakarta. 24 JAM SEBELUM PENYERANGAN, Pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul
06.33 WIB Sersan 1 Bagas Ramadhan dan prajurit lainnya sedang berolahraga
bersama di Alun-alun utara, setelah selesai Sersan Bagas langsung membeli
minuman. Setelah membeli minuman, Sersan Bagas mulai mengganti pakaiannya dan
langsung menuju Pangkalan Korem 072 Pamungkas di Ngupasan. Lalu pada pukul
12.14 WIB Sersan Bagas dan kawan-kawan lainnya menuju Masjid dan melaksanakan
sholat dhuhur. Pada jam istirahat Sersan Medic Muhammad Husain sedang mengobrol
lewat Video Call dengan ibunya yang
berada di Nusa Tenggara Timur sedangkan Kopral Alif Muhammad dan Prajurit
Nasran Maulana sedang membuat makan siang. Pada waktu Ashar atau waktu Sore
hari, seluruh prajurit tidak memiliki kegiatan apapun dan merekapun akhirnya
bebas melakukan aktivitas tertentu, ada yang pulang ke rumah, berjalan dengan
pasangannya dan juga ada yang sedang berolahraga. Pada malam hari pukul 18.34
WIB penjaga pantai melihat sebuah kapal tempura atau Destroyer dan kapal induk
atau MotherShip Negara asing berhenti
didepan Pantai Parangtritis. Setelah dihubungi oleh penjaga pantai, kapal
tersebut berizin untuk bermalam atau beristirahat di depan Pantai, tetapi ada
seorang penjaga pantai yang curiga karena ada kapal tempura atau Destroyer yang menyerupai dengan KRI
Bung Tomo. Keesokan harinya pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 07.13 Letnan 2
Satria Wicaksono terbangun untuk menuju Pangkalan Korem 072 Pamugkas yang
berada di Ngupasan, setelah ia mandi dan mengganti pakaiannya, ia langsung
berpamitan dengan bayi yang berada dikandungan istrinya berusia 7 bulan dan
dengan istrinya. Setibanya Letnan Satria tiba di Pangkalan, dia diberitahu oleh
piket yang sedang berjaga bahwa ada Destroyer
dan MotherShip Negara asing yang
sedang beristirahat di daerah Pantai Parangtritis. Lalu pada pukul 11.00 WIB
tiba-tiba saja salah satu Destroyer
menembakkan meriamnya ke kapal nelayan yang baru saja pulang dari menangkap
ikan, lalu seluruh Pangkalan menerima berita tersebeut dan langsung
bersiap-siap. Regu Pertama yang beranggotakan 8 orang, antara lain Letnan 2
Satria Wicaksono, Sersan 1 Bagas Ramadhan, Sersan Medic Muhammad Husain, Kopral
Alif Muhammad, Kopral Firdaus Asnan, Prajurit Nur Angga, Prajurit Steve
Wiliyant, Prajurit Nasran Maulana bersiap-siap untuk menuju Pos Pusat yang
didirikan di sebelah selatan DIY. Setelah mereka tiba di Pos Pusat mereka
diberi perintah dari Mayor Sugeng Santoso untuk mengintai kapal perang musuh
dan mereka diberi kode nama Black-Bird-4-0-4 untuk berkomunikasi lalu mereka
diperintahkan untuk kembali lagi dalam 5 Jam karena SU-30MK/MK2 dan F-16 Block
15 OCU akan memusnahkan Kapal musuh tersebut, dan akhirnya Regu Pertama
berangkat menuju Pantai Parangtritis. Pada saat perjalanan menuju Pantai
Parangtritis mereka asyik bercanda dan tiba-tiba pasukan musuh ada yang
mendengar canda tawa mereka dan langsung menembaki Regu Pertama, mereka terus
kontak senjata dan akhirnya pasukan musuh telah dikalahkan. Setelah pasukan
musuh dikalahkan mereka mengecek seragam mereka dan ternyata di seragam pasukan
tersebut ada lambing Negara Rusia, kini mereka tahu dengan siapa mereka
bertempur. Pada saat di tengah perjalanan tiba-tiba dia bertemu warga sipil
yaitu sebuah satu keluarga antara lain Alim (Ayah), Lia (Ibu), Agus (Anak
Pertama), Siti (Anak Kedua) merekapun langsung membawa warga sipil tersebut
untuk ikut bersama mereka menuju Pantai Parangtritis lalu menuju tempat yang
aman. Pada saat mereka sampai di Pantai Parangtritis, mereka melihat ada
penjagaan yang begitu ketat dengan banyak prajurit sehingga mereka tidak bias
kemana-mana. Laulu Kopral Alif meminta bantuan udara kepada Pangkalan Udara
Adisutjipto agar menerbangkan F-16 mereka untuk memusnahkan pasukan musuh yang
berada di Pantai Parangtritis. Pada saat F-16 hampir sampai di Pantai
Parangtritis tiba-tiba ada sebuah Drone
Tempur yang menembaki pesawat F-16 tersebut, Pada saat F-16 tersebut jatuh di
pesisir pantai, Pasukan Rusia langsung terkejut dan langsung menuju pesisir
pantai dan Letnan Satria mempunyai ide dalam pikirannya untuk menghabisi
sendiri Pasukan Rusia tersebut dari belakang, Pada kontak senjata tersebut
Prajurit Steve dan Prajurit Nasran tertembak pada bagian Dada dan Kepala,
disitulah dalam beberapa menit mereka berdua dinyatakan meninggal oleh Sersan
Medic Husain. Pada saat mereka memeriksa daerah sekitar pantai, mereka
menemukan sebuah peta strategi pertempuran, Pasukan Rusia memiliki 5 Kapal
Induk, 29 Destroyer, 30 Drones, 10 Kapal Selam dan 75 Pesawat
Tempur dengan awak, Merekapun langsung mengirimnya kepada Pusat dan Pusat tidak
menjawab, Lalu Lia seorang warga sipil berpikir bahwa Pos tersebut telah
dimusnahkan atau dievakuasi terlebih dahulu tetapi Letnan Satria menanggapi
bahwa mereka tidak akan meninggalkan kita sampai pukul 16.00 dan mereka pun
istirahat sejenak di pantai dan berencana pulang pada pukul 15.00 WIB. Pada
pukul 15.00 WIB mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan pulang, lalu 1 Jam
Kemudian mereka tiba di Pos Pusat yang didirikan di selatan DIY, tiba-tiba
mereka terkejut bahwa seluruh Pasukan Indonesia telah gugur. Akhirnya mereka
beristirahat di Pos tersebut dan mencari peta pos yang didirikan di seluruh
sektor DIY, setelah mereka menemukan 1 peta mereka tidak menemukan satupun pos
yang masih berdiri di daerah DIY, tetapi mereka menemukan satu pos yang
didirikan di Lanud Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah. Mereka berangkat menuju
Pangkalan Udara Adisutjipto untuk mencari sebuah Pesawat, di Lanud Adisutjipto
pun para prajurit disana semuanya telah gugur dan akhirnya mereka menemukan
Mi-35 untuk mengevakuasi warga sipil dan akhirnya Kopral Alif, Sersan Medic
Husain, Kopral Asnan dan Prajurit Angga diperitahkan oleh Letnan Satria untuk
mengevakuasi warga sipil menuju LAnud Adisumarmo, dan pada saat mereka sudah
pergi akhirnya Letnan Satria dan Sersan Bagas mencari Pesawat Tempur yang masih
beroperasi, akhirnya mereka menemukan 2 Unit F-16 Block 15 dan mereka langsung
menaikinya, sebelumya mereka berdua punya pengalaman menerbangkan Hawk MK-53.
Rencana mereka adalah memusnahkan terlebih dahulu Kapal Induk mereka karena
didalam Kapal Induk tersebut ada Pusat Kontrol Drones dan terdapat Pesawat Tempur dengan awak, Letnan Satria akan
menembakkan Rudalnya pada Kapal Induk tersebut sedangkan Sersan Bagas akan
melindunginya dari serangan Drones
maupun Destroyers. Pada saat mereka
tiba di Pesisir Pantai Parangtritis mereka saling melindungi dan menghadapi banya
sekali halangan, dan pada saat Kapal Induk pertama terlihat Letnan Satria
menembakkan Rudal pertamanya pada Kapal Induk tersebut, walaupun mereka
mempunyai CIWS (Anti Rudal pada Kapal Tempur) tetapi Rudal milik Letnan Satria
mengenai sasaran, Pada saat mereka mencari Kapal Induk kedua ada 1 Destroyer yang menembak mereka dengan
CIWS dan Sersan Bagas pun dapat mengatasinya, pada saat Kapal Induk kedua dan
ketiga terlihat Letnan Satria langsung menembakkan 2 Rudal pada kedua Kapal
tersebut, pada saat Letnan Satria menembakkan Rudal ketiga miliknya Letnan
Satria tertembak pada bagian ekor dan hanya kerusakan ringan, lalu Sersan Bagas
menggantikan posisi Letnan Satria. Pada saat Sersan Bagas melihat Kapal induk
keempat dan kelima saling berdekatan Sersan Bagas langsung menembakkan Rudal
terbesarnya, pada saat Rudal tersebut menghantam kedua Kapal Induk tersebut
tiba-tiba Armada TNI-AL dan Armada AL Australia dating untuk membantu, lalu
mereka menerima perintah dari Kapten kapal KRI Diponegoro untuk mundur menuju
Lanud terdekat dan akhirnya mereka mundur menuju Lanud Adisumarmo, pada saat
mereka baru tiba di Lanud Adisumarmo mereka disambut oleh prajurit lain dari
pleton yang berbeda dan Mayor sugeng Santoso lalu Letnan Satria bertanya “
Bukankah anda sudah gugur di Pos sebelah selatan DIY Mayor?” Lalu sang Mayor
menjawab “ Tidak, saya belum gugur, saya langsung dievakuasi menuju Lanud
Adisumarmo setelah memberi perintah kepada kalian, dan kerja bagus kawan terus
pertahankan!” Dengan tersenyum di depan Letnan Satria dan Sersan Bagas sang
Mayor memberikan Bintang Emas kepada mereka berdua dan mengucapkan selamat dan
Sersan Bagas langsung menyerahkan Peta Strategi Pertempuran milih Rusia kepa
sang Mayor, lalu mereka bertemu dengan Kopral Alif, Sersan Medic Husain, Kopral
Asnan dan Prajurit Angga,Lalu mereka langsung berangkat menuju DIY dengan
menaiki Helikopter. Pada saat Regu lain sedang basa-basi dengan Regu lainnya,
Regu Pertama hanya mengucapkan 1 kalimat saja, Dengan sangat bersemangat Letnan
Satria mengucapkan “Disini Black-Bird-4-0-4 Mari Rebut Kembali Daerah Istimewa
Yogyakarta karena Yogyakarta harga mati, MERDEKA!!!” Lalu Regu lain juga
menjawab dengan sangat bersemangat “MERDEKA!!!”
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar